Thursday, July 16, 2015

Kandungan Gizi Ampas Tahu Yang Bermanfaat Untuk Ternak Dan Ikan

Ampas Tahu Sumber Protein Untuk Ternak dan Ikan
Bahan Baku Pakan Ternak Sumber Protein Untuk Makanan Ikan dan Ternak, Ampas Tahu Memiliki Kandungan Protein Kasar Hingga 21%
Ampas tahu ialah sisa atau limbah dari pengolahan tahu. Umumnya, ampas tahu ini digunakan oleh masyarakat hanya sebagai pakan ternak dan pakan ikan. Hal ini disebabkan lantaran ampas tahu mengandung banyak gizi yang bermanfaat bagi tubuh ternak dan ikan, terutama sebagai sumber protein.
Barang limbah industri pangan, sebagai teladan ampas tahu, tidak selamanya merugikan atau tidak berguna. Hanya saja bagaimana kita sanggup mensiasati limbah tadi menjadi sesuatu yang berguna. Oleh lantaran itu bergotong-royong limbah limbah atau sisa sisa hasil produksi yang masih dinilai kurang mempunyai nilai hemat dengan sedikit fatwa maka akan bermetamorfosis barang yang mempunyai nilai ekonomis.seperti halnya ampas tahu, dahulu dipandang sebelah mata tetapi kini punya nilai jual. Hal ini menguntungkan bagi semua pihak, bagi pemilik pabrik pembuat tahu sanggup uang embel-embel dari sisa produksi tahu (ampas tahu) yang dulunya dibuang, dan bagi peternak beruntung lantaran sanggup menerima pakan ternak murah dengan kandungan protein tinggi.

Komposisi zat-zat masakan ampas tahu


Bahan
BK
PrK
Serat kasar
Lemak kasar
NDF
ADF
Abu
Ca
P
Eb

%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
Ampas tahu
13,3
21,0
23,58
10,49
51,93
25,63
2,96
0,53
0,24
47,30
Sumber: Pulungan, dkk., (1985)
*) Sutardi dkk, 1976
**) Arianto (1983)

Salah satu materi pakan yang sanggup dimanfaatkan sebagai materi penyusun ransum ialah ampas tahu. Ampas tahu merupakan sisa hasil pembuatan tahu yang mempunyai kandungan gizi yang cukup baik dengan protein garang sekitar 21,29% (Airirsyah, 2001). Menurut Sudigdo (1983), ampas tahu sanggup diawetkan dengan mengubahnya menjadi tepung. 
Prabowo dkk., (1983) menyatakan bahwa protein ampas tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah, lantaran materi ini berasal dari kedelai yang telah dimasak. Ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm (Sumardi dan Patuan, 1983). Di samping mempunyai kandungan zat gizi yang baik, ampas tahu juga mempunyai antinutrisi berupa asam fitat yang akan mengganggu perembesan mineral bervalensi 2 terutama mineral Ca, Zn, Co, Mg, dan Cu, sehingga penggunaannya untuk unggas perlu hati-hati (Cullison, 1978).
Ampas tahu diperoleh dari hasil pembuatan tahu yang dimulai dari perendaman kedelai selama 24 jam, kemudian dicuci dan digiling. Hasil gilingan kedelai itu merupakan bubur pada proses pembuatan tahu yang kemudian dimasak lebih kurang 10 menit dan disaring sehingga diperoleh potongan filtrat yang berupa susu kedelai dan ampas tahu (Sudigno, 1983). 

Ampas tahu dalam bentuk aslinya sanggup mengakibatkan dampak atau permasalahan lingkungan lantaran hasil degradasinya sanggup mengakibatkan persenyawaan yang berbau busuk jikalau ampas tahu tidak dimanfaatkan.
Potensi ampas tahu cukup tinggi, kacang kedelai di Indonesia tercatat pada Tahun 1999 sebanyak 1.306.253 ton, sedangkan Jawa Barat sebanyak 85.988 ton. Bila 50% kacang kedelai tersebut digunakan untuk menciptakan tahu dan konversi kacang kedelai menjadi ampas tahu sebesar 100-112%, maka jumlah ampas tahu tercatat 731.501,5 ton secara nasional dan 48.153 ton di Jawa Barat. Potensi ini cukup menjanjikan sebagai materi pakan ternak. 

Ampas tahu merupakan limbah dalam bentuk padatan dari bubur kedelai yang diperas dan tidak berkhasiat lagi dalam pembuatan tahu dan cukup potensial digunakan sebagai materi masakan ternak lantaran ampas tahu masih mengandung gizi yang baik dan sanggup digunakan sebagai ransum ternak besar dan kecil. Penggunaan ampas tahu masih sangat terbatas bahkan sering sekali menjadi limbah yang tidak termanfaatkan sama sekali  (Wiriano 1985). 

Ampas tahu dalam keadaan segar berkadar air sekitar 84,5% dari bobotnya. Kadar air yang tinggi sanggup mengakibatkan umur simpannya pendek. Ampas tahu kering mengandung air sekitar 10,0-15,5%, sehingga umur simpannya lebih usang dibandingkan dengan ampas tahu segar (Widyatmoko,1996). Ampas tahu lembap akan segera menjadi asam dan busuk dalam 2-3 hari sehingga tidak disukai oleh ternak. Masalah itu sanggup ditanggulangi dengan cara menjemur di bawah panas matahari atau dimasukkan dalam oven.

Menurut Listiyowati dan Roospitasari (1992), zat-zat masakan yang dibutuhkan puyuh ialah protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air. Setiap kegiatan ternak, baik itu berjalan, bernafas, bertelur, dan lain-lain membutuhkan energi. Energi dipenuhi dari karbohidrat, lemak, dan protein yang semuanya itu berasal dari masakan di dalam tubuh. Energi digunakan untuk hidup pokok, gerak otot, sintesa jaringan baru, kegiatan kerja dan menjaga temperatur tubuh. Pada binatang muda, energi diberikan untuk kebutuhan pokok, untuk membentuk protein, sedangkan pada binatang cukup umur kelebihan energi dibuat menjadi lemak (Anggorodi, 1985). Vitamin dan mineral merupakan unsur gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit tetapi mutlak.

Prabowo dkk., (1983) menyatakan bahwa protein ampas tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah, lantaran materi ini berasal dari kedelai yang telah dimasak. Ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm (Sumardi dan Patuan, 1983). Di samping mempunyai kandungan zat gizi yang baik, ampas tahu juga mempunyai antinutrisi berupa asam fitat yang akan mengganggu perembesan mineral bervalensi 2 terutama mineral Ca, Zn, Co, Mg, dan Cu, sehingga penggunaannya untuk unggas perlu hati-hati (Cullison, 1978).

Jika kita mengkaji lebih lanjut dalam ampas sisa tadi masih sanggup dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang banyak kandungan proteinya. Saat ini belum banyak peternak yang memanfaatkan ampas tahu tadi sebagai pakan embel-embel bagi ternaknya selain konsentrat. 

Pertumbuhan ternak yang di beri pakan ampas tahu lebih cepat dari pada yang tidak diberi. Jika dikalkulasi nilai ekonomi peternak akan menerima untung yang lebih. Selama ini stok ampas tahu masih melimpah, harganyapun masih sangat murah. Lebih murah jikalau dibandingkan dengan harga konsentrat. Harganya kira kira sekitar 9-12 ribu per karung(±60-80kg). Sehingga masih sangat menguntungkan bagi para peternak. 

Peternak mengalani laba yang lebih lantaran dengan sedikit pengeluaran embel-embel buat membeli ampas tahu tetapi hasil yang di sanggup akan lebih banyak. Waktu perawatan/pertumbuhan lebih cepat lantaran asupan protein bagi ternak lebih tinggi. Ampas tahu sanggup dijadikan pakan bagi banyak sekali jenis ternak diantaranya:

Ampas Tahu Untuk Pakan Ternak Sapi
Pemanfaatan ampas tahu sangat efektif apalgi pada sapi potong pertambahan berat tubuh akan lebih cepat. Selain pertumbuhan lebih cepet karkasnya sanggup mencapai 53% dari berat sapi hidup. Biasanya pemberianya dicampur dengan bekatul diberi air dan lebih baik lagi jikalau dicampur dengan ketela yang telah di cacah maka pertambahan atau pertumbuhan akan lebih optimal. Ampas tahu merupakan sumber protein yang gampang terdegradasi di dalam rumen (Suryahadi, 1990) dengan laju degradasi sebesar 9,8% per jam dan rataan kecepatan produksi N-amonia nettonya sebesar 0,677 mM per jam (Sutardi, 1983). Penggunaan protein ampas tahu diharapkan akan lebih tinggi bila dilindungi dari degradasi dalam rumen (Suryahadi, 1990). 

Surtleff dan Aoyagi (1979) melaporkan bahwa penggunaan ampas tahu sangat baik digunakan sebagai ransum ternak sapi perah. Di Jawa Barat ampas tahu telah banyak dan sudah biasa digunakan oleh peternak sebagai masakan ternak sapi potong untuk proses penggemukan. Di Taiwan ampas tahu digunakan sebagai pakan sapi perah mencapai 2-5 kg per ekor per hari (Heng-Chu, 2004), sedangkan di Jepang penggunaan ampas tahu untuk pakan ternak terutama sapi dan babi sanggup mencapai 70% (Amaha, et al., 1996).

Pemanfaat Ampas Tahu untuk Pakan Ternak Kambing
Pemanfaatan ampas tahu sangat efektif apalgi pada kambing pertambahan berat tubuh akan lebih cepat dan juga rambut pada kambing lebih mengkilat dan halus. Pertumbuhan postur tubuh juga lebih cepat. Dengan asupan gizi dari ampas tahu maka produksi daging atau pun susu kambing akan menglami peningkatan. Knipscheer et al. (1983) melaksanakan penelitian pada kambing dan menyimpulkan bahwa pertolongan ampas tahu sanggup menawarkan laba dalam perjuangan peternakan kambing atau domba yang dipelihara secara intensif.

Bisa juga untuk Pakan Ternak Kelinci
Kelinci yang diberi pakn ampas juga mempunyai berat dan ukuran yang cukup optimum. Apalagi buat kelinci pedaging, daging yang dihasilkan lebih banyak, juga bulu menjadi lebih mengkilap dan perawatan pakan lebih praktis. Juga tidak ada imbas samping dari penggunaan ampas tahu.

Sebagai gabungan Pakan Ternak Bebek
Pada angsa pertolongan ampas sanggup diberikan sebagai pengganti konsentrat, selain harga murah ampas tahu juga mempercepat pertumbuhan angsa bebek yang kemudian juga menghasilkan daging dan telur. Dengan demikian biaya produksi telur angsa lebih ringan. Para peternak angsa sanggup menghemat beaya, lantaran dengan pakan ampas sebagai pengganti konsentrat akan menekan beaya pemeliharaan sehingga laba sanggup meningkat. Ampas tahu sanggup diberikan pada entok dalam bentuk kering (tepung) atau basah. Pemberian ampas tahu pada entok mungkin sudah dilakukan di masyarakat. Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan ampas tahu ialah kandungan serat kasarnya yang tinggi, jadi pemakaiannya dalam ransum harus dibatasi, lantaran bangsa unggas kurang sanggup mencerna serat garang dan bila kelebihan sanggup kuat jelek pada performan. Performan biasa dimanifestasikan dalam besarnya konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum. Pada hasil penelitian sanggup dilihat bahwa pada perlakuan ransum yang mengandung tepung ampas tahu 30% dengan kandungan serat garang ransum 8,87%  masih menghasilkan pertambahan bobot tubuh yang tidak berbeda dengan ransum kontrol. Hal ini membuktikan bahwa entok sanggup mentolerir kandungan serat garang ransum yang lebih tinggi dari 8%. Dengan demikian, dengan pertambahan bobot tubuh yang tidak berbeda maka tepung ampas tahu sanggup digunakan pada ransum entok sebanyak 30%.

Sebagai Tambahan Pada Pakan Ternak Puyuh
Menurut Anggorodi (1995), pada masa awal pertumbuhan burung puyuh tumbuh begitu cepat, sehingga pada umur 6 minggu burung tersebut mencapai 90-95% bobot tubuh cukup umur kelaminnya. Ditambahkan oleh Tillman dkk. (1998), bahwa pertumbuhan mempunyai tahap-tahap yang cepat dan lambat, tahap cepat terjadi pada ketika hingga pubertas dan tahap lambat terjadi pada ketika kedewasaan tubuh telah tercapai. Puyuh yang diberi ransum dengan level protein 20%, dengan energi metabolis 2900 kkal/kg akan menawarkan produksi, fertilitas dan daya tetas yang optimal dibandingkan dengan pertolongan ransum dengan banyak sekali level. 

Pemberian ampas tahu hingga 10% tidak mempengaruhi palatabilitas pakan dan tidak menurunkan berat badan. Kesegaran dan palatabilitas serta tingkat energi dalam ransum memilih banyaknya masakan yang dikonsumsi. Telur yang dihasilkan pun beratnya semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur induk.

Menurut wahyu (1992), pertumbuhan dipengaruhi oleh jumlah ransum yang dikonsumsi dan kualitas ransum itu sendiri. Pertambahan berat tubuh sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan. 

Hal ini menandakan pertolongan ampas tahu hingga 10% masih cukup palatabel dan tidak mengurangi efisiensi pakan serta konsumsi ransum. Menurut Rasyaf (1985), mineral-mineral yang dibutuhkan oleh puyuh ialah Ca, P, Na, dan Mg. Mineral Ca dan P berperan dalam pembentukan tulang pada ketika puyuh sedang tumbuh, dan berperan juga dalam pembentukan kulit telur pada puyuh yang sedang berproduksi. Ransum puyuh mengandung 0,8% phospor dan 2,53% kalsium akan menawarkan produksi telur maksimum sebesar 90% dan daya tetas yang baik, dibandingkan dengan ransum puyuh yang mengandung phospor 0,8% dan kalsium 1-2%.

Dapat Dimanfaatkan Sebagai Pakan Ternak Bandeng
Saat ini belum banyak yang memakai ampas sebagai pakan bandeng tetapi para pengelola tambak bandeng diderah pesisir utara sudah mulai memakai alasanya harga pellet melambung untuk menghemat pengeluaran digunakan ampas tahu.


Ampas Tahu Sangat Bermanfaat Sebagai Pakan Ternak
Mahalnya harga ransum yang akan diberikan terhadap ternak sanggup disiasati dengan menciptakan ransum sendiri dengan materi yang gampang diperoleh, harga lebih murah, mempunyai kandungan gizi yang cukup baik, dan juga tidak mengganggu produksi serta kesehatan ternak itu sendiri.

Penggunaan tepung ampas tahu hingga level 10% pada ternak puyuh tidak menawarkan imbas negatif terhadap performans puyuh serta produksi telur puyuh. Pada ternak entok pun penggunaan tepung ampas tahu sebanyak 30% tidak menawarkan imbas negatif. Namun demikian, pertolongan ampas tahu sebesar 30% dalam ransum menghasilkan performan entok yang terbaik ditunjukkan dengan nilai konversi ransum yang paling efisien. Dan pada ternak ruminansia, pertolongan ampas tahu sebagai ransum menawarkan imbas yang baik terhadap performans ternak ruminansia.

Daftar Pustaka
1.      Tarmidi, A.R. 2009. Penggunaan Ampas Tahu dan Pengaruhnya pada Pakan Ruminansia. Karya Ilmiah. Universitas Padjadjaran.
2.      Tanwiriah, Wiwin, dkk. 2009. Pengaruh Tingkat Pemberian Ampas Tahu dalam Ransum terhadap Performan Entok (Muscovy Duck) pada Periode Pertumbuhan. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.
3.      Suparyanto. 2000. Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Tahu dalam Ransum terhadap Produksi Telur Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) Umur 20-32 minggu. Skipsi. Jurusan Peternakan, Universitas Bengkulu.
4.      Syaiful, F. L. 2000. Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Tahu dalam Pakan terhadap Performans Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) Umur 1-6 minggu. Skipsi. Jurusan Peternakan, Universitas Bengkulu.
5.      Purbosrianto, Titis. 2009. Pemanfaatan Ampas Tahu untuk Pakan Ternak. Artikel Ilmiah.
6.      Tarmidi, Ana. R. 2010. Penggunaan Ampas Tahu dan Pengaruhnya pada Pakan Ruminansia. Artikel Ilmiah.
7.      Dijaya, A.S. 2003. Penggemukan Itik Jantan Potong. Penebar Swadaya. Cetakan Pertama. Jakarta.
Sumber: DISNAK JATIM
Bonus:
Cara Membuat Pakan Lele dari Ampas Tahu:
Berikut ini ialah langkah-langkah dalam menciptakan pakan lele alternatif dari ampas tahu. Bahan-bahan yang diperlukan
  1. Ampas Tahu ±5 Kg
  2. Dedak Halus ±5 Kg
  3. Tepung Ikan ±1 Kg
  4. Tetes Tebu/Molase 1 liter
  5. Probiotik 200 ml
  6. Ragi Tempe ±2 sdm
Cammpurkan seluruh materi dan aduk rata. Selanjutnya masukkan ke dalam kawasan penyimpanan (drum/ember). Tutup kawasan penyimpanan dengan menawarkan lubang udara memakai selang yang ujungnya di tutup dengan plastik atau bekas air mineral dan jangan terlalu rapat untuk memungkinkan keluar masuknya udara. Simpan secara 5 hari untuk melaksanakan fermentasi.
Setelah 5 hari, pakan lele alternatif dari ampas tahu ini sudah bsa diberikan kepada lele dengan beberapa ketentuan berikut:
  1. Bisa diberikan eksklusif ke Lele dengan cara dikepalkan sehingga lele sanggup mengkonsumsi secara langsung
  2. Disarankan diberikan ke Lele yang umurnya diatas 1 bulan dari penebaran ukuran benih 5-7, sebelumnya sanggup diberikan dari hasil fermentasi dan pakan alami pupuk kandang
  3. Pemberiannya jangan bersamaan dengan pertolongan pellet ikan
  4. Prosentase pertolongan 5% dari Biomas Ikan (1,5 – 2 kali jumlah pertolongan pakan Pellet).
  5. Frekuensi pertolongan pakan lele organik dari ampas tahu ini sanggup 2 – 3 kali sehari diberikan pada pagi/siang hari
(Sumber: matapencaharian.com)

No comments:

Post a Comment