Thursday, July 16, 2015

Fermentasi Dedak Padi, Cara Cerdas Mengawetkan Materi Pakan Yang Gampang Rusak

Cara Membuat Fermentasi Dedak Padi Menggunakan Ragi Tape
Fermentasi dalam pemrosesan materi pangan ialah pengubahan karbohidrat menjadi alkohol dan karbon dioksida atau asam amino organik memakai ragi, bakteri, fungi atau kombinasi dari ketiganya di bawah kondisi anaerobik. Perilaku mikroorganisme terhadap masakan sanggup menghasilkan dampak positif maupun negatif, dan fermentasi masakan biasanya mengacu pada dampak positifnya. Sains yang mempelajari fermentasi disebut dengan zimologi.
Pengertian Dedak Padi. Dedak merupakan hasil samping dari pemisahan beras dengan sekam (kulit gabah) pada gabah yang telah dikeringkan melalui proses pemisahan dengan digiling atau ditumbuk yang sanggup dipakai sebagai pakan ternak.
Dedak padi merupakan komponen sampingan padi yang berasal dari pemisahan endosperma beras pada proses penggilingan padi. Dedak padi sebagai produk samping dari penggilingan padi sanggup dipakai sebagai pakan ternak dan potensial dipakai untuk komposisi masakan dan sumber minyak (Mc Caskill dan Zhang, 1999). Oleh alasannya ialah itu, harus stabil produksinya terutama kandungan lipase, enzim yang menghidrolisis dengan cepat lemak/minyak dalam bentuk FFA dan gliserol yang sanggup menurunkan kualitas dedak padi secara drastis (Enochain et. al, 1981).
Proses pemisahan menjadi dedak ini akan mendapat 10% dedak padi, 50 % beras dan sisanya hasil ikutan menyerupai kepingan butir beras, sekam dan sebagainya, akan tetapi persentase ini tergantung pada umur dan varietas padi yang ditanam (Grist, 1972). Hal ini juga didukung oleh produksi padi yang terus meningkat yaitu mencapai 57 juta ton pada tahun 2007 sehingga asumsi produksi hasil samping dedak mencapai lebih dari 5 juta ton dedak (BPS, 2008).

Hartadi dkk (1997) menyatakan bahwa dedak dengan kandungan serat garang 6-12 % mempunyai kandungan lemak 14,1%, protein garang 13,8%, sedangkan berdasarkan National Research Council (1994) dedak padi mengandung energi metabolis sebesar 2100 kkal/kg, protein garang 12,9%, lemak 13%, serat garang 11,4%, Ca 0,07%, P tersedia 0,21%, serta Mg 0,22%.

Teknologi Penyimpanan Dedak Padi

Penyimpanan dedak padi telah dilakukan dengan banyak sekali cara diantaranya dilaporkan oleh Imai (1998) pada penelitiannya dengan perlakuan panas pada dedak padi untuk mengurangi kerusakan. Pemanasan dilakukan dengan penguapan pada tekanan 3-4 kg/cm2 dan disimpan pada suhu 350C sanggup mengurangi kadar air menjadi sebesar 8% dari kadar air dedak padi 12% yang berarti sanggup menekan kerusakan oleh jamur jawaban tingginya kadar air.

Hasil penelitian tersebut menyatakan acara lipase menurun menjadi sebesar 1.8 mV/g dari pada dedak padi tanpa perlakuan (3.6 mV/g) yang berarti dengan pemanasan sanggup mengurangi adanya pemecahan lemak/minyak oleh enzim lipase sehingga mencegah terjadinya ketengikan. Imai (1998) ini juga melaporkan perbandingan penyimpanan dedak padi pada pemanasan dan di bawah suhu refrigerator 30C. Penyimpanan di bawah suhu refrigerator tidak dilaporkan untuk kadar air dan acara lipase. Namun pada kandungan asam (AV) menurun sehabis penyimpanan beberapa ahad mencapai 27 dari 121 untuk dedak padi tanpa perlakuan. Pemanasan maupun refrigerator dilaporkan sanggup menurunkan kandungan asam (AV).

Dedak padi merupakan komponen sampingan padi yang berasal dari pemisahan endosperma beras pada proses penggilingan padi. Dedak padi sebagai produk samping dari penggilingan padi sanggup dipakai sebagai pakan ternak dan potensial dipakai untuk komposisi masakan dan sumber minyak (Mc Caskill dan Zhang, 1999). Oleh alasannya ialah itu, harus stabil produksinya terutama kandungan lipase, enzim yang menghidrolisis dengan cepat lemak/minyak dalam bentuk FFA dan gliserol yang sanggup menurunkan kualitas dedak padi secara drastis (Enochain et. al, 1981).

Kestabilan dedak padi sanggup dilakukan dengan cara penonaktifan enzim melalui perlakuan panas menyerupai ekstruksi atau pemanasan memakai mikrowave (Randall et. al, 1985;Sayre et. al, 1985;Ramezanzadeh et. al, 2000). Penelitian yang dilaporkan Lakkakula et. al (2003) menyatakan bahwa penyimpanan dedak padi yang sebelumnya dilakukan pemanasan ohmik (pemanasan secara elektrik) sanggup menurunkan kadar FFA cukup tinggi sedangkan dengan pemanasan mikrowave kadar FFA menurun lebih tinggi dalam hal ini juga dipengaruhi oleh kadar air pada awal perlakuan. Penyimpanan dilakukan dengan waktu yang sama antara kedua perlakuan sedangkan kestabilan dedak padi sanggup terlihat sehabis suhu mencapai 100 derajat Celcius.

Cara Fermentasi Dedak Padi Menggunakan Ragi Tape 

Dedak padi ialah hasil samping dari industri padi dan telah banyak dipakai sebagai pakan ternak. Jumlah penggunaan dedak padi sebagai pakan ternak kambing harus dibatasiter alasannya ialah dedak padi mempunyai serat garang yang tinggi, kandungan protein garang yang rendah dan mengandung anti nutrisi fitat yang mensugesti ketersediaan P dan Ca. Selain itu dedak padi juga mempunyai sifat pencahar yang sanggup mengakibatkan ternak kambing diare. Untuk meningkatkan kandungan gizi dedak padi, salah satu metode yang dipakai ialah fermentasi.

Fermentasi dalam pemrosesan materi pangan ialah pengubahan karbohidrat menjadi alkohol dan karbon dioksida atau asam amino organik memakai ragi, bakteri, fungi atau kombinasi dari ketiganya di bawah kondisi anaerobik. Perilaku mikroorganisme terhadap masakan sanggup menghasilkan dampak positif maupun negatif, dan fermentasi masakan biasanya mengacu pada dampak positifnya. Sains yang mempelajari fermentasi disebut dengan zimologi.

Beberapa manfaat fermentasi antara lain:
  • -Memperkaya variasi masakan dengan mengubah aroma, rasa, dan tekstur makanan
  • -Mengawetkan masakan dengan menghasilkan sejumlah asam laktat, alkohol, dan asam asetat dalam jumlah yang signifikan
  •  -Memperkaya nutrisi masakan dengan menambahkan sejumlah protein, asam amino, serta vitamin
  • -Mengeliminasi senyawa anti nutrisi
Metode pembuatan fermentasi dedak padi
Bahan-bahan:
  • -dedak padi (jumlah sesuai selera)
  • -bakteri starter aspergilus niger. Kalau kesulitan mendapat aspergilus niger, sanggup diganti dengan ragi tape. 
  • Perbandingannya dedak padi 1 kg : ragi tape 2 butir.
  • -air bersih
  • - baki berpenutup atau plastik bag yang cukup besar
Cara Membuat:
  • Basahi dedak padi dengan air, perbandingannya 3:1 atau kira-kira hingga dedak padi menjadi pero. Dikepal tidak meneteskan air, jikalau dilepas gumpalan dedak padi tidak hancur. Kemudian kukus dedak padi tersebut selama 15 atau 30 menit. Dinginkan, hingga benar - benar dingin, kemudian campurkan dengan ragi tape hingga merata.
  • Ragi tapenya di haluskan terlebih dahulu. Kalau ragi dicampurkan dalam kondisi dedak padi masih panas, sanggup membunuh basil starternya. Masukkan dedak padi kedalam wadah atau kantong plastik tertutup rapat selama 2 hari atau 24 jam.
  • Setelah dua hari buka dedak padi tersebut. Sebelum diberikan diangin-anginkan terlebih dahulu, atau dikeringkan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama. Dalam kondisi kering, dedak padi terfermentasi sanggup tahan hingga 3 bulan tanpa amis tengik. Hal ini alasannya ialah lemak garang yang gampang ditumbuhi basil sudah terurai oleh proses fermentasi.

No comments:

Post a Comment