Thursday, July 16, 2015

Cara Beternak Sapi Potong Dan Analisa Usahanya

Sapi Potong Kualitas Super Hasil Penggemukan
Cara Menghitung Laba/Rugi Dalam Usaha Penggemukan Sapi Potong, Berikut Analisanya!
Pengertian Sapi Potong. Sapi potong yaitu jenis sapi yang diternakkan untuk dimanfaatkan dagingnya (berbeda dengan sapi perah yang dimanfaatkan susunya). Biasanya terdapat tiga tahapan utama dalam produksi daging sapi, yaitu tahap pengasuhan, penggembalaan dan santunan pakan.
Contoh analisis ini  didasarkan pada harga-harga ketika goresan pena ini dibuat pertama kali (asumsi-asumsi yang juga akan ditampilkan di bawah) sehingga untuk keakuratannya kita perlu memasukkan angka-angka terbaru atau harga-harga terbaru baik dari harga ternaknya, biaya pakan (harga materi pakan) dan biaya tenaga kerja terbaru. Kaprikornus tinggal memasukkan angka/harga terbaru pada item-item yang ada pada pola analisis perjuangan penggemukan sapi potong tersebut biar kita sanggup mendapat citra yang lebih terang prospek dari bisnis ini.
Pengertian Analisis Usaha. Analisis perjuangan merupakan sebuah cara untuk mengetahui tingkat kelayakan suatu jenis perjuangan yang akan kita lakukan, menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub perjuangan atapun proyek.
Sebelum memulai perjuangan penggemukan sapi potong, ada baiknya kita melaksanakan beberapa tips dibawah ini sebagai materi pertimbangan.

Kumpulkan gosip awal sebelum beternak sebanyak-banyaknya dari sumber yang terpercaya
Sebaiknya calon peternak mempunyai pengetahuan mengenai teknik memelihara sapi. Pengetahuan akan pasar juga penting biar peternak tidak tertipu dalam memasarkan sapi yang berhasil digemuk-kan. Informasi ini sanggup diperoleh dari buku maupun artikel-artikel di majalah dan internet. Berkonsultasi dengan hebat peternakan juga menjadi alternatif yang baik untuk menggali informasi. Selain itu, ketika ini juga banyak seminar maupun training yang berkaitan dengan teknis beternak.

Mau memulai dari skala kecil, jangan aib untuk memulai dari skala rumah tangga meski hanya mencoba 1 - 2 ekor untuk mencari pengalaman
Tidak ada perjuangan yang pribadi besar ketika gres dimulai. Setiap perjuangan dirintis dari skala kecil yang kemudian menjadi besar dengan ketekunan dan kerja keras. Modal yang besar di awal perjuangan bukanlah jaminan suatu perjuangan akan sukses. Usaha penggemukan sapi potong sendiri sanggup dimulai dari kecil dengan jumlah sapi 2-4 ekor.

Memulai pada waktu yang sempurna dengan memperhitungkan waktu panen sapi ketika harga dipasaran sedang tinggi
Saat yang baik untuk membeli sapi bakalan yaitu menjelang hari raya Idul Fitri. Pada ketika itu banyak peternak menjual sapi mereka untuk biaya merayakan Lebaran. Sapi pun sanggup didapat dengan harga yang lebih murah. Sekitar 4 bulan kemudian ketika hari raya Idul Adha tiba, sapi yang telah sampaumur sanggup dijual kembali dengan harga berlipat. Namun, bergotong-royong untuk penggemukan sapi sanggup dimulai kapan saja alasannya yaitu masyarakat akan selalu membutuhkan daging sapi.

Mengembangkan perjuangan dari keuntungan
Sisihkan sebagian laba yang didapat untuk membeli sapi tambahan. Jika perlu, gunakan seluruh laba yang didapat. Saat populasi sapi yang dimiliki sudah cukup besar, peternak sanggup menikmati laba yang diperolehnya. Meski memang dalam berbisnis, mental perlu dipersiapkan untuk menghadapi adanya kerugian. Terlebih lagi dalam perjuangan budidaya sapi, sapi sanggup saja mati alasannya yaitu stres maupun penyakit.

Mencatat setiap kegiatan
Pencatatan yang dilakukan mencakup semua acara di peternakan, menyerupai jumlah pakan sapi dan peningkatan bobot dari bulan ke bulan. Pertambahan populasi, penjualan sapi, jumlah sapi yang sakit maupun mati, serta obat dan aksesori yang diberikan juga perlu dicatat. Ini penting untuk mengetahui track record kesehatan ternak terutama ketika terjadi serangan penyakit. Selain itu, pencatatan keuangan juga penting dilakukan biar besarnya modal dan laba sanggup diketahui secara pasti. Dengan demikian, sanggup diketahui dengan terang berapa dana yang harus dialokasikan untuk periode berikutnya.

Bergabung dengan kelompok ternak sapi
Kelompok ternak dibuat oleh peternak-peternak dengan bidang perjuangan sama. Dengan bergabung dalam kelompok ini, peternak sanggup memperoleh banyak manfaat, menyerupai fasilitas mendapat modal berbunga rendah, memperoleh kredit dari bank, serta sarana menyebarkan pengetahuan dan pengalaman.

Jangan ragu memulai pembibitan
Banyak peternak yang enggan memulai perjuangan pembibitan sapi. Padahal undangan yang tinggi akan sapi bakalan sampai ketika ini belum sanggup dipenuhi seluruhnya oleh perjuangan pembibitan sapi potong dalam negeri. Hal ini tercermin pada impor sapi bakalan yang semakin besar, serta harga sapi bakalan di dalam negeri yang semakin tinggi. Untuk itu, jangan ragu memulai perjuangan pembibitan sapi potong alasannya yaitu peluangnya juga sangat besar.

Untuk memperlihatkan citra bagi calon peternak mengenai perjuangan penggemukan sapi potong, berikut kami tampilkan pola analisis usahanya. 
 
Asumsi yang dipakai dalam analisis ini antara lain:
  • Lahan yang dipakai merupakan tanah pekarangan yang belum dimanfaatkan dan tidak diperhitungkan untuk sewa lahannya
  • Sapi bakalan yang dipelihara: 10 ekor sapi PO
  • Harga sapi bakalan: Rp 8.000.000,-/ekor
  • Bobot tubuh awal sapi bakalan: 250 kg/ekor
  • Sapi dipelihara selama 4 bulan dengan pertambahan bobot tubuh (PBB) sekitar 0,8 kg/ekor/hari, sehingga:
PBB selama 4 bulan = 0,8 kg x 120 hari
= 96 kg/ekor
Bobot tamat sapi = 250 kg + 96 kg
= 346 kg
Bobot seluruh sapi = 346 kg x 10 ekor
= 3.460 kg
Hasil penjualan sapi = 3.460 kg x Rp. 40.000/kg bobot hidup sapi
= Rp. 138.400.000
  • Luas kandang: 45 m2
  • Biaya pembuatan kandang: Rp 400.000/m2
  • Penyusutan sangkar 20% per tahun (dengan demikian penyusutan untuk satu periode ± 7%)
  • Gaji tenaga kerja (2 orang): Rp 500.000,-/bulan
  • Biaya listrik: Rp. 180.000
  • Biaya air: Rp. 225.000
  • Biaya peralatan: Rp 500.000,-/tahun, sehingga untuk satu periode Rp 170.000
  • Kotoran yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 5.000 kg dengan harga Rp 300,-/kg
  • Biaya pakan untuk satu periode:
  • Hijauan : 40 kg x 10 ekor x 120 hari x Rp. 100
  • Konsentrat : 3 kg x 10 ekor x 120 hari x Rp. 1.500
  • Suplemen pakan : 3 kg x 10 ekor x 120 hari x Rp. 200
  • Biaya vitamin B kompleks (1 kali santunan selama periode pemeliharaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh): Rp. 13.000 untuk 10 ekor sapi
  • Biaya obat cacing (1 kali santunan selama periode pemeliharaan sebagai upaya mencegah cacingan): Rp. 50.000 untuk 10 ekor sapi
Dari hasil uraian perhitungan di atas, diperoleh nilai rasio pendapatan : biaya = 1,22. Ini artinya dalam satu periode penggemukan, dari setiap modal Rp. 100 yang dikeluarkan akan diperoleh pendapatan sebanyak Rp. 122. Selain itu, dari perhitungan di atas juga sanggup diketahui nilai titik impas (Break Even Point/BEP) nya, yaitu:
1) BEP harga = total biaya : berat sapi total
= Rp. 114.898.000 : 3.460 kg
= Rp. 33.208/kg
2) BEP produksi = total biaya : harga jual sapi (per kg)
= Rp. 114.898.000 : Rp. 40.000
= 2.873 kg
Dari nilai BEP sanggup disimpulkan bahwa perjuangan penggemukan sapi ini akan mencapai titik impas kalau 10 ekor sapi mencapai bobot tubuh 2.873 kg atau harga jual Rp 33.208/kg.
(http://info.medion.co.id)

Istilah dan Perhitungan Profitabilitas
Perhitungan profitabilitas dengan mengunakan rumus (Munawir, 2004) :

Gross Profit Margin (GPM)
GPM = (Laba Kotor : Penjualan Bersih) x 100 %

Net Profit Margin
NPM = (Laba Bersih : Penjualan Bersih) x 100 %

Total Assets Turnover (TAT)
TAT = (Penjualan : Total Modal) x 100 %

Return on Investment (ROI)
ROI = (Laba Bersih : Total Modal) x 100 %

Return on Equity (ROE)
ROE = (Laba Bersih : Total Ekuitas) x 100 %


CONTOH LAIN: KONSEP USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI


Konsep Usaha dalam Penggemukan sapi bali ini dilakukan dalam skup kelompok, dimana pengelolaan acara perjuangan dilakukan oleh kelompok itu sendiri dengan diawasi dan di manage oleh pengurus kelompok, mulai dari santunan pakan, pemeliharaan dan pengolahan limbah ternak.
Pola pembagian hasil dalam penggemukan sapi bali ini yakni dengan pola 70% : 30% dimana dari Keuntungan higienis 70% yaitu Hak Petani sebagai pengelola dan 30% akan menjadi hak kelompok sebagai pemilik modal.

ASUMSI-ASUMSI USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI
Asumsi-Asumsi dalam Usaha Penggemukan Sapi Bali Adalah :
1. Lahan yang dipakai merupakan tanah pekarangan yang belum dimanfaatkan dan tidak diperhitungkan untuk sewa lahannya.
2. Sapi bakalan yang dipelihara sebanyak 10 Ekor jenis Pejantan Sapi Bali dengan harga awal Rp. 5.000.000/ekor dan berat tubuh lebih dari 300 kg/ekor.
3. Sapi dipelihara selama 6 bulan atau 180 Hari dengan penambahan berat tubuh sekitar 0,8 kg/ekor/hari.
4. Biaya Pembangunan Kandang Sebesar Rp. 10.000.000,-
5. Penyusustan sangkar 20% Per tahun dengan demikian penyusutan untuk satu periode 10% dengan taksiran usia hemat 5 tahun
6. Sapi membutuhkan Vitamin dan obat-obatan sebesar Rp. 5.000/ekor/bulan
7. Peralatan sangkar dibutuhkan sebesar Rp 500.000/tahun, dengan demikian untuk satu periode Rp. 250.000
8. Kotoran yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 20.917 kg kering dengan harga Rp. 1.000/kg
9. Bio Urine yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 27.000 Liter dengan harga Rp. 1.000/Liter
10. Pakan yang dibutuhkan untuk satu periode : HMT 40 kg x 30 x 180 x Rp.250 dan Konsentrat 3 kg x 30 x 180 x Rp. 4.000

ASPEK TEKSIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI
Dari Asumsi-asumsi diatas maka sanggup kita tuangkan kedalam aspek teknis dalam perjuangan penggemukan sapi bali dalam kurun waktu 1 periode penggemukan, yakni 6 bulan atau 180 hari sebagai dasar analisis perjuangan penggemukan sapi bali.


ASPEK TEKNIS
USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI
( DALAM 1 PERIODE PENGGEMUKAN )
NO
KETERANGAN
JUMLAH
SATUAN
1
Pengadaan Sapi Bakalan :
A. Populasi Awal Penggemukan
10
Ekor
B. Harga Sapi Bali Bakalan
5.000.000
Rp/Ekor
C. Taksiran Bobot Awal Bakalan
300
Kg/Ekor
2
Periode Penggemukan :
A. Jumlah Bulan Penggemukan
6
Bulan
B. Jumlah Hari Penggemukan
180
Hari
3
Produksi Sapi Penggemukan :
A. Penambahan Bobot Ternak
0,8
Kg/Ekor/Hari
B. Bobot Tercapai dalam 1 periode
144
kg/Ekor
D. Bobot Akhir Ternak
444
Kg/Ekor
E. Harga Jual Sapi Penggemukan
20.000
Rp/Kg/ST
4
Pakan :
A. HMT (10% X Bobot Sapi)
40
Kg/Ekor/Hari
B. Konsentrat (1% X Bobot Sapi)
3
Kg/Ekor/Hari
C. Harga HMT
250
Rp/Kg
D. Harga Konsentrat
4.000
Rp/Kg
5
Obat-Obatan & Vitamin :
A. Biaya Obat-obatan dan Vitamin
5.000
Rp/ST/Bln
6
Biaya Lain-Lain :
A. Kebutuhan Listrik
1
Kwh/Hari
B. Biaya Listrik
1.000
Rp/Kwh
C. Kebutuhan Air
15
M3/Bln
D. Biaya Air
2.500
Rp/M3
7
Biaya Tenaga Kerja
30.000
Rp/HOK
8
Peralatan Kandang
500.000
Rp/Th
Penyusutan Peralatan (50%)
250.000
Rp/Periode
9
Produksi Pupuk :
A. Kotoran Basah (60% Tercerna)
16
Kg/Ekor/Hari
B. Produksi Kompos (Kadar Air = 24,21%)
5
Kg/Ekor/Hari
C. Harga Pupuk Kompos
1.000
Rp/Kg
E. Produksi Bio Urine Sapi
5
Liter/Ekor/Hari
F. Harga Bio Urine Sapi
1.000
Rp/Liter

ANALISIS KEUANGAN USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI
Dari Aspek teknis diatas maka sanggup kami gambarkan aspek analisis keuangan dari penggemukan sapi bali dalam Periode I (6 Bulan) yaitu sebagai berikut :

ANALISIS PENGGEMUKAN SAPI BALI
( Dalam 2 Periode)
NO
URAIAN
JML
SAT
HARGA (Rp)
JML. BIAYA (Rp)
A. BIAYA-BIAYA
1.
BIAYA INVESTASI
1. Bangunan Kandang (Kapasitas 10)
1
Unit
10.000.000
10.000.000
2. Bangunan Gudang Pakan
1
Unit
0
0
3. Peralatan Kandang
1
Paket
500.000
500.000
TOTAL BIAYA INVESTASI
10.500.000
2.
BIAYA VARIABEL
1. Pembelian Bibit Bakalan Sapi Bali
10
Ekor
5.000.000
50.000.000
2. Hijauan Makanan Ternak (HMT)
72.000
Kg
250
18.000.000
3. Konsentrat
5.400
Kg
4.000
21.600.000
5. Vitamin dan Obat-obatan
6
Bulan
300.000
1.800.000
6. Biaya Listrik
180
Kwh
1.000
180.000
7. Biaya Air
90
M3
2.500
225.000
TOTAL BIAYA VARIABEL
91.805.000
3.
BIAYA TETAP
Ongkos Tenaga kerja
24
HOK
30.000
720.000
Penyusutan Kandang 10%
10
%
10.000.000
1.000.000
Penyusutan Gudang Pakan 10%
10
%
0
0
Penyusutan Peralatan Kandang 50%
50
%
500.000
250.000
TOTAL BIAYA TETAP
1.970.000
TOTAL BIAYA-BIAYA ( B. VARIABEL+B. INVESTASI+B.TETAP)
104.275.000
B. PENERIMAAN
1. Penjualan Sapi (Target 400 Kg/Ekor)
4.440
Kg
20.000
88.800.000
2. Penjualan Pupuk Kompos
9.000
Kg
1.000
9.000.000
3. Penjualan Bio Urine
9.000
Liter
1.000
9.000.000
C. TOTAL PENERIMAAN
106.800.000
D. KEUNTUNGAN
2.525.000
E. B/C RASIO
1,024214817
Keterangan :
Pada Periode Pertama Dengan Keuntungan yang sangat sedikit, mengingat adanya pembangunan aset kelompok yang cukup besar yakni pembangunan sangkar koloni, namun untuk mengetahui cash flow analisi pada tahun selanjutnya sanggup dilihat pada tabel cash flow dibawah

ANALISIS CASHFLOW PENGGEMUKAN SAPI BALI
Analisis Cashflow merupakan citra sebuah investasi yang berjalan selama periode penggemukan berlangsung.

No
URAIAN
Tahun Ke
I
II
Periode I
Periode II
Periode I
Periode II
I
PENDAPATAN
1
Penjualan Sapi Potong
88.800.000
88.800.000
88.800.000
88.800.000
2
Penjualan Pupuk Kompos
9.000.000
9.000.000
9.000.000
9.000.000
4
Penjualan BIO-Urine
9.000.000
9.000.000
9.000.000
9.000.000
TOTAL PENDAPATAN
106.800.000
106.800.000
106.800.000
106.800.000
II
PENGELUARAN
A
BIAYA INVESTASI
1
Bangunan Kandang Koloni
10.000.000
0
0
0
2
Bangunan Gudang Pakan
0
0
0
0
3
Peralatan Kandangan
500.000
0
0
0
B
BIAYA TETAP
1
Pembelian Bibit Bakalan
50.000.000
50.000.000
50.000.000
50.000.000
2
Ongkos Tenaga kerja
720.000
720.000
720.000
720.000
3
Penyusutan Kandang (10%)
0
1.000.000
1.000.000
1.000.000
4
Penyusutan Peralatan (50%)
250.000
250.000
250.000
250.000
C
BIAYA VARIABEL
1
Biaya HMT
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
2
Konsentrat
21.600.000
21.600.000
21.600.000
21.600.000
4
Vitamin dan Obat-obatan
1.800.000
1.800.000
1.800.000
1.800.000
5
Biaya Listrik
180.000
180.000
180.000
180.000
6
Biaya Air
225.000
225.000
225.000
225.000
TOTAL PENGELUARAN
103.275.000
93.775.000
93.775.000
93.775.000
III
BENEFIT PER PERIODE
3.525.000
13.025.000
13.025.000
13.025.000
IV
BENEFIT PER TAHUN
16.550.000
26.050.000
V
ANALISIS-ANALISIS
1
DF = (P/F,12%,5)
0,8928
0,7971
2
Nilai Sekarang (PV)
14.775.840
20.764.455
3
(B/C) Ratio
1,08
1,14
4
NPV
85.422.277
Keterangan :
Mengingat Keterbatasan halaman maka kami sanggup tampilkan Analisis Cashflow hanya pada periode yang ke IV pada tahun ke II, sedangkan pada tahun ke berikutnya alhasil akan sama dengan tahun ke II, dan pada tahun ke IV maka kelompok sudah sanggup melaksanakan pengembangan perjuangan berupa pembangunan kembali sangkar koloni.

Sumber:https://kelompokternakpucakmanik.blogspot.co.id dan sumber-sumber lainnya

No comments:

Post a Comment